ARTIKEL PALING POPULER

26 April 2010

Ketawa Sangat Penting Buat Bayi

Kegiatan bersama yang penuh tawa dan canda ini juga mampu mendekatkan hubungan antara bayi dengan sosok yang sering mengajaknya bercanda. Kehangatan juga terbentuk sehingga menciptakan rasa nyaman dan aman bagi bayi. Ini sangat bermanfaat untuk perkembangan emosinya kelak. Bayi yang memiliki perkembangan emosi yang baik, umumnya akan tumbuh menjadi anak yang kreatif

Usia 0– 6 bulan

Bayi mulai senyum sosial pada usia 6 minggu. Mulai mengenali orang-orang yang sering berada di dekatnya, seperti ayah, ibu dan pengasuhnya. Ia pun mulai melemparkan senyum kepada orang yang sering dilihatnya tersebut. Reaksi gembira yang diikuti dengan tertawa keras mulai mampu dilakukan pada usia 3–4 bulan. Ini berkaitan dengan pita suaranya yang semakin kuat. Di rentang usia ini, bayi juga mulai mengekspresikan rasa gembiranya dengan teriakan seperti ”aaaaa” dan gerakan tubuh. Contoh, dengan menggerak-gerakkan tangan, menggoyang-goyangkan kepala dan tubuhnya ketika sedang duduk. Selera humor bayi 0-6 bulan masih terbatas pada suara-suara yang aneh atau gerakan yang dilakukan dengan berulang-ulang.

Stimulasi
  • Lakukan permainan petak umpet, caranya cukup sederhana, misalnya dengan bersembunyi di balik boks, sambil mengucapkan, ”Ayo cari papa, Sayang…” Diamlah sesaat di tempat itu, baru kemudian munculkan wajah dengan mimik gembira sambil berteriak, “Hai, aku di sini!” Teriakannya jangan terlalu keras ya karena justru dapat membuat bayi kaget dan menangis.
  • Permainan tangkap sembunyi. Ibu/bapak menyembunyikan boneka, Teddy Bear, misalnya, di bawah selimut. Lantas tarik boneka tersebut dan angkat tinggi-tinggi. Jangan lupa tampilkan ekspresi gembira dengan tersenyum lebar. “Ooh…si Teddy Bear sudah kembali. Mau main sama Adek.”
  • Gerakan memukul guling atau bantal sambil diiringi suara lucu. Umpama, mengajak bayi memukul “drum” batal/guling sambil menirukan suara drum, “Dum-dum…”
  • Ciptakan permainan yang lucu dengan boneka tangan. Contoh, “Mbeeek…..kambing mau mencari rumput dulu. Ah, lapar nih…Nyam, nyam…” Lakukan dengan menggunakan suara aneh dan lucu.

Usia 6–12 bulan

Bayi mulai melakukan kontak emosi dengan orang di sekitarnya. Bila ada yang mengajaknya bicara dan mengelitik tubuhnya, ia akan tertawa. Memasuki usia 8–9 bulan –saat kemampuan motoriknya semakin baik— reaksi gembiranya akan kerap diiringi dengan gerakan tubuh. Umpama, menggoyangkan kepala dan badannya sambil diiringi babbling (pengulangan), misalnya “wa…wa”. Pada rentang ini, bayi cenderung menyukai humor yang slapstick. Contoh, gerakan kita yang pura-pura terpeleset atau seolah-olah ingin menangkapnya.


Stimulasi
  • Gelitiklah telapak tangan atau kakinya dengan ujung jari tangan kita. Pasti itu akan mengundang tawa riangnya.
  • Lakukan permainan interaktif, seperti cilukba, dengan ekpresi yang riang gembira.
  • Tariklah bibir kita lalu cobalah bersuara maka akan terdengar suara yang aneh yang akan mengundang tawa bayi.
  • Melakukan gerakan meniru. Contoh, gerakan kakek yang sedang berjalan dengan posisi bungkuk sambil menggunakan tongkat.
  • Melakukan gerakan tiba-tiba seperti mau menangkap si bayi. Umumnya si kecil akan geli melihat kita melakukan itu.
  • Buatlah boneka yang sedemikian rupa dapat menjulurkan lidahnya. Biarkan bayi menggerakkan tangannya untuk menarik lidah boneka tersebut. Lihatlah ekspresinya yang terkekeh-kekeh saat melihat lidah yang tiba-tiba menjulur keluar itu.
  • Menirukan berbagai gerakan binatang yang lucu sambil melakukan atraksi konyol. Umpama. kuda yang sedang berjalan lalu tiba-tiba meloncat-loncat dengan mengangkat kaki diiringi suara ringkikan yang keras.

YANG HARUS DIPERHATIKAN

Jangan sampai bayi tertawa berlebihan. Contoh, sampai teriak keras-keras atau guling-gulingan yang buntutnya malah membuatnya marah atau menangis. Bila sudah mencapai tahap itu, segera hentikan guyonan dan tenangkan bayi. Terlalu banyak tertawa juga dikhawatirkan malah bisa mengundang muntah, atau malah terbawa hingga tidur dan membuat tidurnya tidak tenang.

Untuk waktu sebenarnya bebas. Namun sebaiknya, pilih waktu ketika anak sedang tenang dan kenyang atau siaga menerima rangsangan, alias sedang tidak mengantuk. Bila belum makan berikan makan terlebih dahulu. Kira-kira 15 menit kemudian, baru diberikan stimulasi. Pilihlah waktu di luar jam tidur si bayi.

Hal lain yang patut diperhatikan pula adalah temperamen bayi. Untuk bayi yang tergolong memiliki temperamen mudah, biasanya tidak sulit untuk memberinya stimulasi. Kalau hari ini berhasil, dijamin besok juga akan berhasil. Tapi, bayi sulit (difficult baby) dan “lama panas” (slow to warm up) sulit diprediksi. Bisa hari ini berhasil, besok gagal. Untuk itu orangtua harus sabar dan sedikit menurunkan intensitasnya bila dirasa gagal.

Sumber: keluargasehat.wordpress.com

0 Masukan:

Post a Comment

 

Statistik Blog

Daftar Teman

Check This Out

adf.ly - shorten links and earn money!
dk-educlub.blogspot.com Copyright © 2010-2011 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template